Dipilihnya hijrah Nabi ke Madinah sebagai momentum kalender Islam oleh Khalifah Umar ibn Khattab (635-645) setidaknya disebabkan karena lima alasan pokok, yaitu :
1. Momentum kelahiran Nabi Muhammad saw.(571 M.)
2. Momentum pengangkatan Nabi Muhammad menjadi seorang Rasul (610 M.)
3. Momentum Isra' Mi'raj Nabi Muhammad saw.
4. Momentum wafatnya Nabi Muhammad saw.
5. Momentum hijrahnya Nabi Muhammad saw. dari Mekkah ke Madinah.
Argumen lainnya adalah dalam al-Qur'an sangat banyak penghargaan Allah bagi orang-orang yang melakukan hijrah. Banyak sekali ayat-ayat dan hadits menekankan arti penting hijrah dalam perjuangan. Strategi hijrah banyak dilakukan di masa-masa awal Islam. Bahkan seruan hijrah selalu didahulukan daripada berjihad secara fisik. Sekitar lima kali terulang kata : "Wahaajaruu wajaahaduu...."
Asal-usul pemilihan nama-nama bulan hijriah lebih dihubungkan dengan kondisi objektif dunia Arab ketika itu. Misalnya, disebut bulan Muharram karena pada bulan itu semua suku atau kabilah di Semenanjung Arabia sepakat untuk mengharamkan perang. Pada bulan Oktober, daun-daun menguning sehingga dinamai shafar (kuning). Bulan November dan Desember adalah musim gugur (rabi') berturut-turut dinamai Rabi'ul awal dan Rabi'ul akhir. Januari dan Februari adalah musim dingin (jumad atau beku), sehingga dinamai Jumadil awal dan Jumadil akhir. Salju mulai mencair (rajab) pada bulan Maret. Datanglah musim semi pada bulan April dinamai bulan Sya'ban (syi'ib = lembah), karena pada saat itu adalah saatnya turun ke lembah-lembah untuk mengolah pertanian atau menggembala ternak. Pada bulan Mei suhu mulai membakar kulit dan meningkat pada bulan Juni, inilah bulan Ramadhan (pembakaran) dan syawal (peningkatan). Bulan Juli merupakan puncak musim panas yang membuat orang lebih senang istirahat duduk di rumah sehingga bulan ini dinamai bulan Dzulqa'dah (Qa'id = duduk). Akhirnya Agustus dinamai Dzulhijjah karena pada bulan ini masyarakat Arab menunaikan ibadah haji ajaran nenek moyang mereka, Nabi Ibrahim as.***
Oleh Nazaruddin Umar Sumber : Harian Rakyat Merdeka